Jika ada orang yang bertanya kepada kita, berapa umur-mu sekarang? Maka jawaban kita adalah empat puluh tahun atau mungkin tiga puluh tahun atau dua puluh tahun dan seterusnya. Dan, jika kita uraikan lebih jauh maka satu tahun adalah dua belas bulan, satu bulan tiga puluh hari, satu hari dua puluh empat jam, satu jam enam puluh menit, satu menit adalah enam puluh detik.
Ternyata umur kita adalah detik dan detik ini adalah DETAK, ya detak jantung kita, maka umur kita adalah detak jantung kita. Jika detak jantung kita berhenti, maka berhenti pula umur kita didunia ini.
Dalam salah satu tulisannya Pak Mario menyampaikan bahwa :
Umurku adalah untuk memenangkamu
maka setiap detik dari hidup kita atau setiap detak jantung kita adalah untuk berusaha bagaimana agar orang lain menang.
Orang lain adalah diluar diri kita, maka mari kita urut siapa saja disekeliling kita yang akan kita menangkan dengan jatah umur yang kita miliki.
Pasangan hidup kita (istri / suami) adalah pelengkap hidup. Suami adalah pakaian istri dan istri adalah pakaian suami. Saya ada untuk memenangkan pasangan saya, kebahagiaannya adalah kesenangan saya, tangisnya adalah sedih saya. Maka saya akan berjalan disampingnya agar ia menang.
Anak saya adalah titipan masa depannya. Maka saya hadir untuk memenangkannya. Saya jadikan dia anak panah yang saya lepas dari busurnya.
Sahabat terkasih, saya hadir untuk memenangkan Anda. Seorang sahabat seharusnya berperilaku memenangkan sahabatnya sebagaimana yang disampaikan Pak Mario :
Bila langkah-langkah Anda memajukan Anda jauh di depan kami, berbahagialah karena kami akan mengikuti Anda. Bila Anda berhenti atau terhentikan, yakinlah bahwa kami akan mendorong Anda untuk menguatkan langkah-langkah maju Anda berikutnya.
Dalam sebuah kesempatan Pak Mario pernah bertanya kepada kami dengan sebuah pertanyaan yang menyentak: Jika Anda meninggal, sebagai apakah Anda ingin diingat oleh dunia? Lalu lanjut beliau: Seharusnya hati ini bergetar mendapat pertanyaan seperti ini dan sangat khawatir jika jawabannya adalah hanya ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja.
Saat itu saya teringat akan proses kejadian seorang manusia di alam rahim. Dari sekian milyar kemungkinan terjadinya seorang manusia dari seorang ayah, hanya kita yang diijinkan hidup dan lahir kedunia ini. Maka apa jawaban kita jika sekian milyar saudara kita itu bertanya: Kami telah rela diri kami berkorban untuk kelahiranmu, kenapa kamu hanya menjadi manusia biasa-biasa saja?
Sahabat, mari jadikan setiap detak jantung kita untuk menjadikan orang lain menang, dan terakhir ijinkan saya menutup tulisan ini dengan kalimat Super dari Pak Mario berikut ini:
Engkau harus membangun keahlian dalam menjadikan dirimu mampu, menghasilkan lebih dari kebutuhanmu, dan menjadikan dirimu pribadi yang mampu untuk membantu orang lain dengan kelebihanmu.
Engkau hanya semulia yang kau kerjakan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar