Senin, 11 Mei 2009

Are you really serious ?

Semoga email ini menjumpai Anda dalam kesehatan yang prima dan semangat yang tinggi dalam mengupayakan kecemerlangan karir dan kehidupan melalui pelayanan yang terbaik kepada sesama.

Are you really serious about your success ?

Tentu saja kami semua mengatakan : Yes, we really serious about our success.

Mengapa masih suka menunda ?

Kita tahu bahwa keberhasilan datang melalui hubungan baik, mengapa masih sombong ? Mengapa menggigit tangan yang memberi makan ?

Mengapa menjelek-jelekan perusahaan yang sudah membayar ?

Berikut ini saya ingin mensharingkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti agar kita dapat mencapai sukses / keberhasilan dalam karir dan kehidupan:

Kita hanya akan dapat menerima kepercayaan yang besar kalau sebelumnya kita bisa dipercaya dalam hal-hal kecil. Bagaimana mungkin seseorang dapat dipercaya untuk melaksanakan sesuatu yang besar jika dalam hal-hal kecil telah melakukan ketidak jujuran.

Kita perlu memiliki ketertarikan yang tinggi pada hal-hal baik yang kita cita-citakan sebagai tenaga yang akan membawa kita pada kecemerlangan karir dan kehidupan. Sangat disayangkan ternyata banyak orang yang lebih berani untuk menghadapi penderitaan yang pasti daripada kemungkinan untuk berhasil.

Orang yang mau berubah menjadi lebih baik dalam kehidupannya dijanjikan kebaikan oleh Tuhan. Orang berubah karena bertindak. Dalam agama ini disebutkan sebagai upaya. Berarti terhadap orang yang tidak mau berubah - dia tidak berupaya dan orang itu tidak mau berubah nasib maka tidaklah mengherankan kalau dia tetap dalam keadaannya yang tidak membahagiakan.

Apakah ada orang yang tertarik, tetapi tetap tidak bertindak ? Ya, ada yaitu orang yang rasa takutnya lebih besar daripada ketertarikannya. Dari sini kita mengerti bahwa seseorang yang ingin berhasil harus membangun ketertarikan untuk berhasil yang lebih besar daripada rasa takutnya.

Untuk berhasil kita harus menjadi orang baik. Jadilah orang baik, karena kepadanya dijanjikan : kekayaan, kesehatan, ketenaran, kebahagiaan, nama baik . Orang yang mendapatkan uang yang banyak dengan melakukan yang tidak jujur bukanlah orang berhasil, dia hanyalah orang jahat yang banyak uangnya - that's nothing.

Step-step keberhasilan : dream well, plan well and work well. Kelihatannya simple walaupun tidak simple dalam melakukannya. Ask and you will be given . Mintalah – kepadaNya , maka akan diberikan kepadamu.

Kepantasan untuk berhasil mendahului keberhasilan. Dalam segala hal- kita perlu untuk memantaskan diri. Jadilah pribadi yang pantas untuk berhasil dengan menjadi pribadi yang baik dan bersungguh- sungguh yaitu melakukan pelayanan kebaikan yang menguntungkan dan membahagiakan sesama dalam bidang apapun yang kita kerjakan saat ini.

Miliki bintang-bintang kecil secara bertahap dengan cara : targetkan apa yang Anda inginkan dalam waktu dekat ini (short term plan ). Apakah short term plan itu membuat Anda sulit tidur ? Excitement itu harus di-install yaitu dengan melakukan dengan diri Anda sendiri hal-hal kecil yang Anda inginkan. Saat mencapai keberhasilan-keberhasilan kecil itulah kita hadiahi sesuatu pada diri kita sendiri.

Step by Step

Di hari yang indah ini, saya mendoakan semoga Sahabat semua diberikan semangat yang tinggi dalam mengayunkan setiap langkah yang semakin mendekatkan diri kepada kecemerlangan hidup.

Saya juga ingin menyampaikan selamat menunaikan ibadah puasa bagi Sahabat yang menjalankannya, sekaligus memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan baik lisan maupun tulisan.

Tidak sedikit pribadi yang akan menyurutkan langkah majunya, pada saat membentur halangan besar di jalan yang akan dilalui. Dan hanya ada segelintir pribadi super yang akan mempertegas langkah majunya, pada saat mendaki halangan besar di jalan yang akan dilalui.

Apakah yang membedakan kedua pribadi tersebut dalam melihat masalah sebagai batu penghalang atau sebagai batu pijakan ?

Bagi dua orang yang berbeda,
satu masalah yang sama bisa menjadi batu penghalang perjalanan
atau batu pijakan yang baik
(Mario Teguh - The Magic of Optimism)

Baru-baru ini seluruh dunia merayakan sebuah pergelaran olimpiade yang termegah. Ada suka dan duka yang turut larut didalamnya.

Dan didalamnya juga ada suatu kisah yang memberikan saya semangat untuk memacu diri dan mematahkan penghalang, agar dapat belajar untuk menjadikan diri ini lebih baik.

Tujuh tahun lalu, Maarten van der Weijden seorang perenang yang begitu bersinar diumurnya yang belum genap 20 tahun, telah didiagnosa menderita leukemia dan membuat dokter tak dapat memperkirakan berapa lama lagi usianya akan tersisa.

Namun vonis tersebut tidak cukup besar untuk menyurutkan semangat hidup pria tersebut. Dengan ketabahan serta semangat juangnya ia menjalani setiap kemungkinan agar mendapatkan kesembuhan. Transplantasi sel dan kemoterapi telah membantunya untuk dapat bertahan hingga kini.

Bagi banyak orang, keadaan ini bagaikan petir yang akan menghanguskan semua impiannya. Namun tidak bagi seorang Maarten van der Weijden. Disisa waktunya ia bertekad untuk memberikan hidupnya untuk yang terbaik, ketika memutuskan untuk melanjutkan semua impiannya.

Tujuh tahun telah berlalu, saat ini ia telah berdiri diantara segelintir atlit terbaik dunia di Olimpiade Beijing 2008. Dan kebanggaannya semakin merekah tatkala ia, yang berstatus tidak diunggulkan karena penyakitnya ini, berhasil merengkuh medali emas sebagai lambang "best of the best in the world" untuk nomor yang bagi orang biasa saja akan merupakan kendala besar, yakni renang maraton luar ruangan dengan jarak tempuh 10 km.

Ada sepatah kata yang terucap ketika dirinya dikalungkan medali emas tersebut : "Leukemia telah mengajari saya untuk berpikir selangkah demi selangkah ... menjadi lebih sabar dan tenang dalam menunggu kesempatan".

Kekuatan terbesar untuk kembali menjadi pemenang dalam kehidupan kita datang dari pengertian yang dalam mengenai diri kita yang sebenarnya,
yaitu pengertian yang tumbuh dari keberanian dalam mengalami kepedihan dan penderitaan
(Mario Teguh - I will Survive)

Dalam tulisan ini, saya juga ingin menyisipkan inspirasi lain :

Seorang tentara yang pernah bertugas di Vietnam sebagai pembersih ladang ranjau, dan menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya, mengatakan bahwa hidupnya berada diantara pijakan setiap langkah.

Dirinya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya akan menjadi pijakan terakhirnya.

Sehingga dirinya harus belajar untuk melakukan segala sesuatu yang terbaik dari yang dapat dilakukan, tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya.

Setiap langkah yang diayunkan merupakan sebuah dunia baru baginya. Karena kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh seberapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi diri pribadi dan orang lain.

Kedua kisah ini telah membantu menemukan pengertian baru terhadap pertanyaan besar bagi diri ini.

Apakah yang membedakan kedua pribadi tersebut dalam melihat masalah sebagai batu penghalang atau sebagai batu pijakan ?

Ternyata yang dapat membedakan pribadi yang lemah dengan pribadi yang tegas dalam melangkah adalah fokus pikiran ketika melangkah.

Pribadi yang menyurutkan langkahnya, akan memfokuskan pikiran untuk menyelesaikan berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus langkah kedepan.

Sedangkan pribadi yang mempertegas langkahnya, akan memfokuskan pikiran untuk menjalani selangkah demi selangkah dengan sebaik-baiknya.

Dia tahu bahwa keberhasilan bukanlah tujuan yang harus dicapai di akhir sebuah perjalanan.
Dia tahu bahwa keberhasilan adalah kualitas dari sebuah perjalanan
(Mario Teguh - You've Got Class)

Pernahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi, bila seorang bayi diberikan kemampuan berpikir seperti halnya orang dewasa, yang mampu berpikir hingga puluhan langkah ke depan, pada saat ia dibimbing untuk belajar berjalan ?

Akan ada kemungkinan yang terjadi adalah bayi tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan belajar berjalan, karena ia akan merasa kesulitan menandingi orang yang telah dapat berlari atau ketika ia melihat sakitnya orang yang terjatuh.

Sehingga proses belajar yang terbaik baginya adalah menjejakkan setiap langkahnya dengan baik dan benar, dan percaya dengan mengikuti bimbingan tersebut akan tiba saatnya ia dapat berlari.

Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang sesuatu,
tetapi mempunyai pikiran yang terbuka, akan memercayai kemungkinan apa pun.
Mereka menyambut pembelajaran dengan ramah, lebih cepat, dan lebih bersemangat daripada mereka yang telah berpengalaman.

Keberuntungan lebih berpihak kepada yang kurang pandai tetapi banyak mencoba,
daripada kepada mereka yang pandai tetapi tidak bertindak
(Mario Teguh - Beginner's Luck)

Setiap kali kita kehilangan pegangan ketika berlari di dalam kehidupan ini, ingatlah tugas kita hanya melangkah dengan sebaik-baiknya.

Tidak akan ada langkah yang sia-sia bila kita tidak mengabaikannya, karena setiap langkah kita sedang dibimbing oleh Yang Maha Pengasih.

Mulai hari ini, bedakanlah pikiran Anda melalui penajaman reaksi logis Anda terhadap masalah dan kesulitan.
Lalu, bedakanlah sikap Anda melalui peningkatan kualitas dari reaksi emosional Anda terhadap semua kejadian di sekeliling Anda.
Dengannya, mudah-mudahan Anda mencapai perbedaan yang signifikan itu
(Mario Teguh - Significant Difference)

Semoga tulisan ini dapat menambahkan semangat dalam mengayunkan setiap langkah untuk mendekatkan diri menuju kecemerlangan hidup.

Minggu, 03 Mei 2009

Umurmu untuk memenangkanmu

Mudah – mudahan Anda semua berada dalam kesehatan yang prima serta selalu mendapat keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jika ada orang yang bertanya kepada kita, berapa umur-mu sekarang? Maka jawaban kita adalah empat puluh tahun atau mungkin tiga puluh tahun atau dua puluh tahun dan seterusnya. Dan, jika kita uraikan lebih jauh maka satu tahun adalah dua belas bulan, satu bulan tiga puluh hari, satu hari dua puluh empat jam, satu jam enam puluh menit, satu menit adalah enam puluh detik.

Ternyata umur kita adalah detik dan detik ini adalah DETAK, ya detak jantung kita, maka umur kita adalah detak jantung kita. Jika detak jantung kita berhenti, maka berhenti pula umur kita didunia ini.

Dalam salah satu tulisannya Pak Mario menyampaikan bahwa :

Umurku adalah untuk memenangkamu

maka setiap detik dari hidup kita atau setiap detak jantung kita adalah untuk berusaha bagaimana agar orang lain menang.

Orang lain adalah diluar diri kita, maka mari kita urut siapa saja disekeliling kita yang akan kita menangkan dengan jatah umur yang kita miliki.

Pasangan hidup kita (istri / suami) adalah pelengkap hidup. Suami adalah pakaian istri dan istri adalah pakaian suami. Saya ada untuk memenangkan pasangan saya, kebahagiaannya adalah kesenangan saya, tangisnya adalah sedih saya. Maka saya akan berjalan disampingnya agar ia menang.

Anak saya adalah titipan masa depannya. Maka saya hadir untuk memenangkannya. Saya jadikan dia anak panah yang saya lepas dari busurnya.

Sahabat terkasih, saya hadir untuk memenangkan Anda. Seorang sahabat seharusnya berperilaku memenangkan sahabatnya sebagaimana yang disampaikan Pak Mario :

Bila langkah-langkah Anda memajukan Anda jauh di depan kami, berbahagialah karena kami akan mengikuti Anda. Bila Anda berhenti atau terhentikan, yakinlah bahwa kami akan mendorong Anda untuk menguatkan langkah-langkah maju Anda berikutnya.

Dalam sebuah kesempatan Pak Mario pernah bertanya kepada kami dengan sebuah pertanyaan yang menyentak: Jika Anda meninggal, sebagai apakah Anda ingin diingat oleh dunia? Lalu lanjut beliau: Seharusnya hati ini bergetar mendapat pertanyaan seperti ini dan sangat khawatir jika jawabannya adalah hanya ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja.

Saat itu saya teringat akan proses kejadian seorang manusia di alam rahim. Dari sekian milyar kemungkinan terjadinya seorang manusia dari seorang ayah, hanya kita yang diijinkan hidup dan lahir kedunia ini. Maka apa jawaban kita jika sekian milyar saudara kita itu bertanya: Kami telah rela diri kami berkorban untuk kelahiranmu, kenapa kamu hanya menjadi manusia biasa-biasa saja?

Sahabat, mari jadikan setiap detak jantung kita untuk menjadikan orang lain menang, dan terakhir ijinkan saya menutup tulisan ini dengan kalimat Super dari Pak Mario berikut ini:

Engkau harus membangun keahlian dalam menjadikan dirimu mampu, menghasilkan lebih dari kebutuhanmu, dan menjadikan dirimu pribadi yang mampu untuk membantu orang lain dengan kelebihanmu.

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan..

Tekanan Hidup

Perubahan situasi dan kondisi krisis global saat ini, membawa perasaan banyak jiwa menjadi gundah, khawatir, takut, emosi tinggi, dan tidak sedikit yang menjadi kebingungan akan kelanjutan kehidupannya di masa depan.

Banyak orang yang kemudian sulit menggambarkan perasaan yang sesungguhnya sedang dialaminya, sehingga hanya semakin menambah banyaknya pribadi yang mengalami tekanan-tekanan dalam hidupnya.

Namun, tidak sedikit pribadi yang mengalami perubahan dari tidak serius menjadi lebih serius dalam bekerja, lebih rajin dalam berjuang menjalankan usaha dan bisnis.

Sebetulnya, ada dua pola tekanan – yang satu demikian cantiknya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan; dan yang satu lagi demikian menyiksanya sehingga merenggut seseorang keluar dari kenyamanan rumah tangganya dan menjadikan jalanan sebagai tempat tinggalnya.

Berikut adalah beberapa tekanan yang mungkin sedang menghimpit kita dari kebebasan yang semestinya.

1. Tekanan Persepsi

Pelajaran dan tuntunan itu tampil dan ada se-nyata batu yang tergigit dalam kunyahan nasi, dan tidak untuk dipersepsikan selain sebagai yang telah terbuktikan.

Tetapi persepsi kita – cara pandang yang dihasilkan oleh pendapat dan pengertian kita, sering membuat kita menerapkan pendekatan pada hidup, yang membuat kita berpacu kencang terbentur-bentur di jalan-jalan lingkar yang rumit, hanya untuk dipaksa masuk kembali ke jalan yang paling mendekatkan.

Dalam kondisi seperti saat ini, banyak di antara kita yang memajukan persepsi masing-masing yang pada akhirnya menjadi sebuah ajang peperangan yang saling menjelekkan persepsi orang lain.

2. Tekanan Kebutuhan

Bila seseorang bisa sampai pada keadaan di mana dia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, pasti ada hal-hal yang harus diperbaiki pada persepsi-persepsi, keputusan-keputusan, dan cara-caranya.

Karena, kita sering membutuhkan yang tidak kita butuhkan, dan dengan keyakinan yang tidak mengerti, menafikan yang paling kita butuhkan.

Dalam suasana krisis global seperti ini, banyak orang yang merasa berada dalam tekanan kebutuhan yang terjadi sebagai akibat tidak tegasnya terhadap pilihan-pilihan keputusan yang baik.

3. Tekanan Keinginan

Ada anggapan bahwa semakin banyak keinginan kita, akan semakin tinggi tingkat tekanan hidup kita. Itu tidak sepenuhnya benar.

Karena tidak semua keinginan memberikan beban yang berat.

Hanya keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh nilai-nilai yang baik, yang akan menghasilkan pemaksaan-pemaksaan diri yang berat.

Dalam perasaan dan kondisi yang menghimpit ini, kita sering meminta kepada Beliau Yang Maha Memiliki agar memenuhi seluruh keinginan kita dengan cara-cara yang tidak mendekatkan kita bagi terbagikannya izin dari-Nya untuk memenuhi.

4. Tekanan Kewajiban

Kewajiban minimal kita hanya sebanding dengan kebutuhan dasar kita.

Tetapi kita semua terdorong untuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari tingkat di mana kita berada sekarang, yang menghasilkan pembengkakan dari kewajiban-kewajiban kita.

Sehingga kita membuat lebih banyak perjanjian. Kita terlibat dalam lebih banyak kesibukan dan keharusan.

Berbagai tekanan yang melanda kita,mengkomposisikan perasan dan pikiran yang penuh sesak dengan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan.

5. Tekanan Umur

Ini adalah tekanan yang paling sering tidak kita rasakan, sampai saat di mana batasan-batasan umur menjadi aktif dalam mempermalukan keinginan-keinginan kita.

Itu sebabnya kita membutuhkan pengingatan yang terus menerus mengenai keharusan untuk memaksimalkan upaya agar kita menjadi apa pun yang bisa kita capai, selama umur masih ramah membagi tenaga-nya kepada kita.

Tekanan-tekanan itu begitu menghimpit kehidupan kita, yang membuat di antara kita yang merasa tak bebas lagi melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi.

Langkah-langkah yang sebelumnya gagah, menjadi tertahan seakan-akan tidak ada lagi jalan dan cara lain untuk menuju pencapaian-pencapaian yang lebih baik di masa depan.

Jika kita ikhlas dalam menjalani dan menerima semua yang terjadi dalam kehidupan ini,maka sebetulnya banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik untuk kita lebih berani berjalan.

Mudah-mudahan pengertian ini dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih berbahagia dalam kedamaian yang penuh kesyukuran.